Wanita Dewasa


Sebaiknya teliti dulu sebelum memilih. Trus apa yang harus dipilih Ceng?? Jika Anda para priadisuruh memilih, mana yang lebih disukai? Wanita muda yang segar atau wanita dewasa yang matang? Karena menurut teori, laki-laki lebih banyak melihat perempuan dari segi fisik sedangkan perempuan melihat laki-laki dengan perasaan. Namun masalah gender itu ternyata tidak hanya terjadi padapria dan wanita saja. Di dalam satu gender pun ada persaingan, yaitu antara wanita muda dan wanita dewasa...Waduh bingung nih...KalauGoceng Pilih yang mana?

Sebuah survei pun dilakukan untuk mengetahui siapakah yang lebih unggul dalam beberapa kriteria. Dalam survei tersebut, wanita muda dikategorikan berumur 18-25 tahun sedangkan wanita dewasa berusia 33-45 tahun. Dikutip dari Askmen, Rabu (30/9/2009), ada 6 kriteria yang membedakan keunggulan wanita muda dan wanita dewasa.

1. Tubuh
Sudah jelas wanita muda lebih baik untuk kriteria ini. Seorang wanita muda masih memiliki sistem metabolisme yang tinggi, sedikit stres dan kulitnya masih penuh dengan kolagen yang membuatnya tampak kencang dan elastis. Berbeda dengan wanita muda, wanita dewasa biasanya banyak melakukan perawatan dan botox untuk mempertahankan penampilannya karena mereka lebih banyak punya uang. Namun tetap saja bagi pria, tubuh wanita muda lebih disukai.

2. Seks
Berbicara soal seks, sepertinya para pria lebih suka wanita yang matang. Pria menganggap wanita matang lebih ahli dan pengalamannya jauh lebih baik daripada wanita yang masih muda. Meskipun wanita muda lebih enerjik dan menarik, tapi banyak yang gugup dan mengecewakan pasangannya ketika melakukan seks di malam pertama. Sebaliknya wanita dewasa yang matang lebih percaya diri dan bahkan lebih ahli daripada pria itu sendiri.

3. Pendapatan
Wanita muda tidak punya banyak pilihan untuk bekerja di usianya. Kebanyakan dari mereka masih kuliah atau baru memasuki dunia kerja. Memang ada juga wanita yang masih muda tapi penghasilannya lumayan, tapi kebanyakan pekerjaan mereka bersifat instan dan biasanya akan mudah pula kehilangan pekerjaan tersebut. Wanita dewasa punya jam terbang yang lebih tinggi dan kebanyakan dari mereka sudah memiliki posisi tetap dalam pekerjaannya, bahkan mereka sering memberi banyak hadiah kepada pasangannya. Jadi untuk kriteria ini, wanita dewasa jauh lebih unggul ketimbang wanita muda.

4. Sikap
Untuk kriteria ini, sepertinya lelaki cendeung menyukai sifat wanita muda. Menurut para pria, wanita yang masih muda lebih penurut, menyenangkan dan gampang dibentuk sesuai keinginan pria. Berbeda dengan wanita dewasa dan matang, mereka cenderung punya pemikiran sendiri dan susah diberi arahan oleh pasangannya. Beberapa wanita paruh baya yang belum menikah kebanyakan penyebabnya adalah terlalu berorientasi pada karir. Mereka lebih sering bersikap seperti bos dalam berhubungan sehingga sering gagal dengan pasangannya. Tentu saja hal itu tidak disukai pria, jadi untuk kriteria ini, pria lebih menyukai wanita muda.

5. Kebiasaan
Berpasangan dengan wanita muda sepertinya tidak akan membosankan. Mereka akan selalu berpakaian modis, ceria, selera musiknya tidak ketinggalan zaman dan punya ide-ide yang unik dan kreatif. Kebiasaan-kebiasaannya itu tentu saja bisa menular pada pasangan prianya, dan itu akan membuat hubungan tetap segar dan tidak menjemukan. Oleh karena itu, pria pun mengaku lebih suka wanita dengan tipe seperti itu.

Berdasarkan hasil survei, ternyata pemenangnya adalah wanita muda. Meskipun wanita dewasa yang matang punya lebih banyak pengalaman hidup, seks dan pendapatan, namun para pria ternyata lebih menyukai wanita muda. Bagaimana dengan Sahabat? Pilih yang mana?? Silahkan Sharing biar nambah informasi.. (detik health)



masa kehamilan

Teori Reva Rubin
Menekan pada pencapaian peran sebagai ibu, untuk mencapai peran ini seorang wanita memerlukan proses belajar melalui serangkaian aktivitas atau latihan. Dengan demikian, seorang wanita terutama calon ibu dapat mempelajari peran yang akan di alaminya kelak sehingga ia mampu beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang terjadi khususnya perubahan psikologis dalam kehamilan dan setelah persalinan.
Menurut Reva Rubin, seorang wanita sejak hamil sudah memiliki harapan-harapan antara lain:
  1. kesejahteraan ibu dan bayi
  2. penerimaan dari masyarakat
  3. penentuan identitas diri
  4. mengetahui tentang arti memberi dan menerima
perubahan umum pada perempuan hamil:
· ketergantungan dan butuh perhatian
· membutuhkan sosialisasi
Tahap_tahap psikologis yang biasa dilalui oleh calon ibu dalam mencapai peran nya:
a. anticipatory stage
seorang ibu mulai melakukan latihan peran dan memerlukan interaksi dengan anak yang lain.
b. honeymoon stage
ibu mulai memahami sepenuhnya peran dasar yang dijalaninya. Pada tahap ini ibu memerlukan bantuan dari anggota keluarga yang lain.
c. Plateu stage
Ibu akan mencoba apakah ia mampu berperan sebagai seorang ibu. Pada tahap ini ibu memerlukan waktu beberapa minggu sampai ibu kemudian melanjutkan sendiri.
d. Disengagement
Merupakan tahap penyelesain latihan peran sudah berakhir.
Aspek-aspek yang diidentifikasi dalam peran ibu adalah gambaran tentang idaman, gambaran diri dan tubuh. Gambaran diri seorang wanita adalah pandangan wanita tentang dirinya sendiri sebagai bagian dari pengalaman dirinya, sedangkan gambaran tubuh adalah berhubungan dengan perubahan fisik yang tejadi selama kehamilan.
Arti dan efek kehamilan pada pasangan.
  1. pasangan merasakan perubahan tubuh pasanganya pada kehamilan 8 (delapan) bulan sampai dengan 3(tiga) bulan setelah melahirkan.
  2. lelaki juga mengalami perubahan fisik dan psikososial selama wanita hamil.
  3. anak-anak akan di lahirkan merupakan gabungan dari tiga macam perbedaan:
    1. hubungan ibu dengan pasangan
    2. hubungan ibu dengan janin yang berkembang
    3. hubungan ibu dengan individu yang unik
  4. ibu tidk pernah lagi menjadi sendiri
  5. tugas yang harus di lakukan ibu atau pasangan dalam kehamilan:
    1. percaya bahwa ia hamil dan berhubungan dengan janin dalam satu tubuh
    2. persiapan terhadap pemisahan secara fisik pada kelahiran janin
    3. penyelesaiaan dan identifikasi kebinggungan dengan peran transisi.
  6. reaksi yang umum pada kehamilan:
    1. Trimester satu:ambivalen, takut, tantasi, khawatir.
    2. Trimester dua: parasaan enak metykebutuhan untuk mempelajari perkembangan dan pertumbuhan janin menjadi narsistik, pasif, introvent, egosentrik dan self centered.
    3. Trimester tiga: berperasaan aneh, semberono, jelek, menjadi introvert, merefleksikan terhadap pengalaman masa kecil.
Aspek yang di identifikasi dalam peran ibu:
a. gambaran tentang idaman bayi sehat.
b. gambaran tentang diri memandang tentang pengalaman yang dia lakukan.
c. gambaran tubuh, gambaran ketika hamil dan setelah nifas.
Beberapa tahapan aktifitas penting sebelim seseorang menjadi seorang ibu.
  1. Taking on (tahapan meniru)
Seorang wanita dalam pencapaiaan sebagai ibu akan memulainya dengan meniru dan melakukan peran seorang ibu.
  1. Taking in
Seorang wanita sedang membayangkan peran yang dilakukannya . introjektion, projection dan rejection merupakan tahap di mana wanita membedakan model-model yang sesuai dengan keinginannya.
  1. Letting go
Wanita mengingat kembali proses dan aktifitas yang sudah di lakukannya. Pada tahap ini seorang akan meninggalkan perannya di masa lalu.
Adaptasi psikososial pada masa post partum:
Keberhasilan masa transisi menjadi orang tua pada masa post partum di pengaruhi oleh:
    1. respon dan dukungan dari keluarga
    2. hubungan antara melahirkan dengan harapan-harapan
    3. pengalaman melahirkan dam membesarkan anak yang lalu
    4. budaya
Reva rubin mengklasifikasikan tahapan ini menjadi tiga tahap yaitu:
a. periode taking in (hari pertama hingga kedua setelah melahirkan)
1. ibu masih pasif dan tergantung pada orang lain
2. perhatian ibu tertuju pada ke khawatiran pada perubahan tubuhnya
3. ibu akan mengulangi pengalaman-pengalaman ketika melahirakan
4. memerlikan ketenangan dalam tidur untuk mengembalikan keadaan tubuh kekondisi normal
5. nafsu makan ibu biasanya bertambah sehingga membutuhkan peningkatan nutrisi. Kurangnya nafsu makan menandakan proses pengembalian kondisi tubuh tidak berlangsung normal.
b. periode taking hold (hari kedua hingga ke empat setelah melahirkan)
1. ibu memperhatikan kemampuan menjadi orang tua dan meningkatkan tanggung jawab akan bayinya
2. ibu memfokuskan perhatian pada pengontrolan fungsi tubuh, BAK, BAB dan daya tahan tubuh
3. ibu cenderung terbuka menerima nasihat bidan dan kritikan pribadi
4. ibu berusaha untuk menguasai keterampilan merawat bayi seperti menggendong, menyusui, memandikan dan mengganti popok
5. kemungkinan ibu mengalami depresi postpartum karena merasa tidak mampu membesarkan bayinya
c. periode letting go
1. terjadi setelah ibu pulang ke rumah dan di pengaruhi oleh dukungan serta perhatian keluarga
2. ibu sudah mengambil tanggung jawab dalam merawat bayi dan memahami kebutuhan bayi sehingga akan mengurangi hak ibu dalam kebebasan dan hubungan social
Teori Ramona Marcer
Teori ini lebih menekan pada stress antepartum (sebelum melahirkan) dalam pencapaiaan peran ibu, marcer membagi teorinya menjadi dua pokok bahasan:
a. Efek stress Anterpartum
stress Anterpartum adalah komplikasi dari resiko kehamilan dan pengalaman negative dari hidup seorang wanita, tuuan asuhan yang di berikan adalah : memberikan dukungan selama hamil untuk mengurangi ketidak percayaan ibu.
Penilitian mercer menunjukkan ada enam faktor yang berhubungan dengan status kesehatan ibu, yaitu:
1. Hubungan Interpersonal
2. Peran keluarga
3. Stress anterpartum
4. Dukungan social
5. Rasa percaya diri
6. Penguasaan rasa takut, ragu dan depresi
Maternal role menurut mercer adalah bagai mana seorang ibu mendapatkan identitas baru yang membutuhkan pemikiran dan penjabaran yang lengkap dengan dirinya sendiri.
b. Pencapaian peran ibu
Peran ibu dapat di capai bila ibu menjadi dekat dengan bayinya termasuk mengekspresikan kepuasan dan penghargaan peran, lebih lanjut mercer menyebutkan tentang stress anterpartum terhadap fungsi keluarga, baik yang positif ataupun yang negative. Bila fungsi keluarganya positif maka ibu hamil dapat mengatasi stress anterpartum, stress anterpartum karena resiko kehamilan dapat mempengaruhi persepsi terhadap status kesehatan, dengan dukungan keluarga dan bidan maka ibu dapat mengurangi atau mengatasi stress anterpartum.
Perubahan yang terjadi pada ibu hamil selama masa kehamilan (Trisemester I, II dan III) merupakan hal yang fisiologis sesuai dengan filosofi asuhan kebidanan bahwa menarche, kehamilan, nifas, dan monopouse merupakan hal yang fisiologis.
Perubahan yang di alami oleh ibu, selama kehamilan terkadang dapat menimbulkan stress anterpartum, sehingga bidan harus memberikan asuhan kepada ibu hamil agar ibu dapat menjalani kehamilannya secara fisiologis (normal), perubahan yang di alami oleh ibu hamil antara lain adalah:
a. Ibu cenderung lebih tergantung dan lebih memerlukan perhatian sehingga dapat berperan sebagai calon ibu dan dapat memperhatikan perkembangan bayinya.
b. ibu memerlukan sosialisasi
c. ibu cenderung merasa khawatir terhadap perubahan yang terjadi
pada tubuhnya
d. Ibu memasuki masa transisi yaitu dari masa menerima kehamilan kehamilan ke masa menyiapkan kelahiran dan menerima bayinya.
Empat tahapan dalam melaksanakan peran ibu menuru Mercer:
a. Anticipatory
Saat sebelum wanita menjadi ibu, di mana wanita mulai melakukan penyesuaian social dan psikologis dengan mempelajri segala sesuatuyang di butuhkan untuk menjadi seorang ibu.
b. Formal
Wanita memasuki peran ibu yang sebenarnya, bimbingan peran di butuhkan sesuai dengan kondisi system social
c. Informal
Di mana wanita telam mampu menemukan jalan yang unik dalam melaksanakan perannya
d. Personal
merupakan peran terakhir, di mana wanita telah mahir melakukan perannya sebagai ibu.
Sebagai bahan perbandingan, Reva Rubin menyebutkan peran ibu telah di mulai sejak ibu menginjak kehamilan pada masa 6 bulan setelah melahirkan, tetapi menurut Mercer mulainya peran ibu adalah setelah bayi bayi lahir 3-7 bulan setelah dilahirkan.
Wanita dalam menjalankan peran ibu di pengaruhi oleh faktor –faktor sebagai berikut:
a. Faktor ibu
1. Umur ibu pada saat melahirkan
2. Persepsi ibu pada saat melahirkan pertama kali
3. Stress social
4. Memisahkan ibu pada anaknya secepatnya
5. Dukungan social
6. Konsep diri
7. Sifat pribadi
8. Sikap terhadap membesarkan anak
9. Status kesehatan ibu.
b. Faktor bayi
1. Temperament
2. Kesehatan bayi
c. Faktor-faktor lainnya
1. Latar belakang etnik
2. Status pekawinan
3. Status ekonomi
Dari faktor social support, mercer mengidentifikasikan adanya empat factor pendukung:
a. Emotional support
Yaitu perasaan mencintai, penuh perhatian, percaya dan mengerti.
b. Informational support
Memberikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan ibu sehingga dapat membantu ibu untuk menolong dirinya sendiri
c. Physical support
Misalnya dengan membantu merwat bayi dan memberikan tambahan dana
d. Appraisal support
Ini memungkinkan indifidu mampu mengevaluasi dirinya sendiri dan pencapaiaan peran ibu
Mercer menegaskan bahwa umur, tingkat pendidikan, ras, status perkawinan, status ekonomi dan konsep diri adalah faktor-faktor yang sangat berpengaruh dalam pencapaiaan peran ibu. Peran bidan yang di harapkanoleh mercer dalam teorinya adalah membantu wanita dalam melaksanakan tugas dan adaptsi peran dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaiaan peran ini dan kontribusi dari stress antepartum
ini PDF tentang wanita dewasa pada masa kehamilan
http://library.usu.ac.id/download/fk/obstetri-haryono.pdf

ini PPT tentang wanita dewasa pada masa kehamilan
http://www.anekadownload.com/ebook-viewer.php?url=http://www.skpaka2.com/kerjakursussains/seks/KEHAMILAN%20REMAJA.ppt

ini vidio youtube wanita dewasa pada masa kehamilan
<iframe width="425" height="349" src="http://www.youtube.com/embed/GydYhzaEzlk" frameborder="0" allowfullscreen></iframe>

ini gambar wanita dewasa pada masa kehamilan